SUPPORT GROUP ODHA DAN LAUNCHING PELAYANAN TPT HIV RSMS

Sebagai salah satu rumah sakit yang menjadi rujukan bagi Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA), RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo (RSMS) selalu berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan terbaik bagi ODHA. Berbagai pelayanan telah tersedia yang terdiri dari pelayanan tes HIV, pengobatan ARV (Antiretroviral), pendampingan ODHA, konseling untuk keluarga dan pasien, dan pelayanan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi). Untuk lebih memaksimalkan pelayanan, bertepatan dengan Hari AIDS Sedunia tanggal 1 Desember 2022, Tim PKRS bersama Tim RSTD dan Tim HIV/AIDS menyelenggarakan forum konsultasi publik dan support group terhadap ODHA dan kelompok dukungan sebaya Peduli Kasih (PEKA) sekaligus launching pelayanan baru yaitu TPT (Terapi Pengobatan Tuberculosis) HIV di RSMS. Kegiatan ini menghadirkan dr. Lilijani, MMR sebagai narasumber untuk memberikan materi tentang “Pencegahan TBC dengan TPT” dan dr. Wiharto, Sp.KJ.,M.Kes dengan topik bahasan “ODHA Bisa Bangkit dan Menikmati Hidup”.

Di Indonesia, beban kasus TBC masih tinggi sehingga masih menjadi negara endemik TBC dan menduduki peringkat ketiga kasus TBC terbanyak di dunia. Berdasarkan laporan Global Tuberkulosis WHO pada tahun 2020, sebanyak 44% ODHIV (Orang Dengan HIV) dengan TBC tidak terdiagnosis selama tahun 2019. Padahal pasien ODHIV 30 kali lebih mudah terkena TBC karena memiliki imunitas tubuh yang lemah dan 25% penyebab kematian pasien HIV akibat TBC. Untuk menurunkan beban TBC pada ODHIV, maka penting adanya upaya deteksi TBC diantara ODHIV termasuk didalamnya dengan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT). TPT merupakan salah satu langkah untuk mencegah orang dengan ILTB (Infeksi Laten Tuberkulosis) yang berisiko berkembang menjadi sakit TBC positif. Yang dimaksud ILTB yaitu bisa saja seseorang sudah terinfeksi TBC tetapi tidak bergejala dan tidak berkembang menjadi TBC aktif. Pemberian TPT terbukti signifikan mengurangi kematian karena TBC. Penatalaksanaan TPT secara tidak langsung berkontribusi dalam upaya tercapainya program eliminasi TBC pada tahun 2030.

RSMS mengembangkan pelayanan TPT HIV per 1 Desember 2022. ODHIV hanya perlu mendaftar di Poliklinik VCT kemudian akan dilakukan skrining. Jika sudah memenuhi persyaratan skrining, ODHIV akan dilakukan pemeriksaan TCM (Tes Cepat Molekuler) dan RO thorax (rontgen dada). Apabila hasilnya positif, maka ODHIV dinyatakan terinfeksi TBC dan selanjutnya akan diberi terapi kombinasi TBC. Jika hasilnya negatif maka akan diberi pelayanan TPT.

Selain pelayanan medis, ODHA juga memerlukan pelayanan KIE dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan ODHA supaya tetap dapat menikmati hidup meskipun berdampingan dengan HIV/AIDS. Edukasi juga bertujuan untuk mengubah pandangan negatif masyarakat terhadap ODHA sehingga tidak perlu malu untuk bersosialisasi dengan orang lain. Semangat hidup masih bisa dibangun dengan rutin mengonsumsi obat ARV setiap hari. ARV jika diminum secara rutin, membuat pertumbuhan sel virus sangat rendah atau bahkan tidak terjadi (tak terdeteksi lagi). Sehingga kualitas hidup ODHA menjadi baik. Berikut beberapa tips supaya ODHA bisa tetap menikmati hidup dan tetap “berteman” dengan HIV:

1. Pertahankan berfikir positif

Sebisa mungkin lawan kecemasan, stress, dan depresi karena dapat membahayakan sistem kekebalan karena ketika suasana hati memburuk, sistem kekebalan pun akan terganggu. Jika suasana hati buruk, motivasi untuk disiplin meminum obat ARV pun akan menurun. Segera konsultasikan kepada para ahli untuk menangani masalah tersebut.

2. Berolahraga

Selain bisa membantu mengendalikan berat badan, olahraga juga ampuh melawan penyakit kardiovaskular.

3. Mendengarkan musik

Musik membuat kita lebih mudah berkonsentrasi, beristirahat, dan mengatasi stres atau depresi. Lagu apapun yang bisa membuat tenang, akan membantu mengembalikan fungsi otak.

4. Rekreasi atau liburan

Berikan kesempatan untuk memanjakan diri sendiri, ciptakan waktu yang berkualitas untuk diri sendiri.

5. Spritualitas

Dengan mengikuti kegiatan spiritualitas dapat membuat kita merasa lebih positif dan membantu membangun lingkaran sosial dengan orang disekitar.

6. Mencari dukungan teman sebaya

Mencari komunitas khusus untuk ODHA atau mendapatkan dukungan dari anggota keluarga dapat membantu mengeluarkan emosi. Adanya kelompok dukungan sebaya akan saling menguatkan, berbagi pengalaman dan bertukar informasi tentang HIV/AIDS.

7. Pertahankan kebiasaan baik

Hindari hal-hal atau kebiasaan buruk seperti merokok. Rokok tidak baik untuk semua orang terutama ODHA. Karena beberapa orang dengan HIV memiliki kerentanan yang tinggi terhadap penyakit kardiovaskular, dan jenis penyakit lainnya yang disebabkan oleh merokok. Tetapi diperkirakan 60% dari pasien HIV masih merokok.

8. Memiliki akses kesehatan profesional

Datang ke fasilitas kesehatan profesional seperti klinik dan organisasi khusus HIV/AIDS. Konsultasikan ke ahli gizi untuk mencari tahu makanan apa yang tepat sesuai kebutuhan.

9. Sayangi pencernaan

Saluran pencernaan yang sehat sangat berperan penting dalam penyerapan obat ARV yang tepat. Tetapi ternyata masih banyak orang dengan HIV mengalami masalah pencernaan. Untuk mencegah hal tersebut, maka hindari makan makanan mentah, selalu cuci sayur dan buah yang akan di konsumsi serta konsumsi suplemen tambahan.

Bagi pada ODHA, jangan malu, takut, khawatir ataupun merasa putus asa meskipun harus menjalani hidup dengan HIV. ODHA masih dapat hidup normal dan produktif dengan rutin berobat dan mengonsumsi ARV. Dengan terapi yang tepat, ODHA berisiko rendah menularkan HIV kepada pasangannya. Mari selalu berikan dukungan dan motivasi kepada para ODHA agar kualitas hidupnya meningkat dan dapat menjalani hidup dengan tenang.